Simalungun, Sumatera Utara NSMTV | Penemuan mayat seorang pria tanpa identitas di tepi Sungai Bah Boluk, Nagori Bayu Bagasan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, pada Kamis, 1 November 2024, mengundang perhatian publik dan menunjukkan reaksi cepat serta profesionalisme Polri dalam menangani kasus tersebut. Polsek Tanah Jawa, yang berada di bawah naungan Polres Simalungun, bergerak cepat dalam merespons laporan warga dan menunjukkan komitmen mereka untuk memberikan pelayanan yang humanis, serta mendekatkan diri dengan masyarakat.
Kasus ini bermula ketika seorang warga setempat menemukan mayat tanpa identitas yang tergeletak di pinggir sungai sekitar pukul 14.00 WIB. Warga yang terkejut segera melaporkan temuan ini ke Polsek Tanah Jawa. Menanggapi laporan tersebut, tim Polsek Tanah Jawa bersama Tim Inafis dari Sat Reskrim Polres Simalungun segera turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
Kasi Humas Polres Simalungun, AKP Verry Purba, dalam keterangannya pada Sabtu, 2 November 2024, pukul 16.00 WIB, menjelaskan bahwa tim kepolisian yang dikerahkan telah menjalankan tugas mereka dengan profesional. Tim Inafis bekerja secara teliti dalam proses identifikasi mayat dan olah TKP, menunjukkan kepedulian yang tinggi dalam mengumpulkan bukti tanpa mengesampingkan standar investigasi yang profesional. Dari pemeriksaan awal, diketahui bahwa mayat ditemukan dalam keadaan tanpa busana dan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Selanjutnya, jenazah dibawa ke RS Djasamen Saragih di Pematang Siantar dengan menggunakan ambulans dari Puskesmas Tanah Jawa. Langkah ini diambil sebagai bentuk profesionalisme dan penghormatan Polri dalam menangani jenazah. AKP Verry Purba juga menyampaikan bahwa tindakan ini mencerminkan pendekatan humanis yang diusung Polri, di mana setiap proses penanganan dilakukan dengan penuh rasa hormat dan ketelitian.
Proses identifikasi korban kemudian berlanjut melalui kerja sama antara Polsek Tanah Jawa, camat, pangulu nagori, dan masyarakat setempat. Setelah berbagai upaya yang dilakukan, identitas korban berhasil ditemukan. Korban adalah Sahat Sinaga, seorang pria berusia 55 tahun yang merupakan warga Nagori Jawa Tongah II, Kecamatan Hatonduhan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif masyarakat yang memberikan informasi penting kepada kepolisian, menunjukkan pentingnya kolaborasi antara kepolisian dan masyarakat dalam penegakan hukum.
Lebih lanjut, keluarga korban yang diwakili oleh istrinya, Saria Samosor, 56 tahun, memberikan keterangan bahwa Sahat Sinaga mengalami gangguan mental dan sedang menjalani perawatan. Keluarga terakhir kali melihat korban pada Kamis, 31 Oktober 2024, sekitar pukul 02.00 WIB. Berdasarkan kondisi kesehatan yang dialami korban, keluarga meyakini bahwa tidak ada unsur tindak kriminal dalam kasus ini, sehingga tidak merasa perlu untuk melakukan autopsi. Pihak keluarga kemudian memberikan surat pernyataan keberatan untuk dilakukannya autopsi dan berkeinginan untuk segera membawa jenazah ke rumah duka untuk proses pemakaman.
Kapolsek Tanah Jawa, KOMPOL Asmon Bupitra, SH, MH, turut memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah bekerja sama dalam penanganan kasus ini. Dalam laporan tertulisnya, Asmon menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan dan dukungan warga dalam mempercepat proses identifikasi korban. “Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah bekerja sama dengan kami dalam penanganan kasus ini dan berharap kepercayaan publik terhadap kepolisian semakin meningkat,” ujar Asmon.
Penanganan kasus penemuan mayat ini menunjukkan bahwa Polri, khususnya Polres Simalungun dan Polsek Tanah Jawa, bukan hanya bekerja sebagai penegak hukum semata tetapi juga sebagai pelayan masyarakat yang peduli dan dapat diandalkan. Pendekatan profesional dan humanis dalam setiap langkah yang diambil oleh Polsek Tanah Jawa, dari proses penanganan hingga koordinasi dengan masyarakat, merupakan bukti bahwa Polri tidak hanya menjaga keamanan tetapi juga menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Selain itu, tindakan Polsek Tanah Jawa yang cepat tanggap ini menjadi bukti konkret bahwa kepolisian selalu hadir di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap proses, mulai dari pelaporan hingga penyelidikan, Polri memperlihatkan pentingnya kehadiran kepolisian yang bersinergi dengan warga dalam menciptakan lingkungan yang aman.
Kasus ini mencerminkan peran Polri dalam penegakan hukum yang tidak hanya mengedepankan ketertiban, namun juga memastikan pendekatan yang humanis dalam penanganan kasus. Dengan komitmen yang ditunjukkan, Polri semakin dipercaya dan diharapkan mampu menjaga kepercayaan publik. Kasus penemuan mayat di Tanah Jawa ini menjadi cermin dari profesionalisme dan kepedulian Polri terhadap masyarakat, serta komitmen mereka untuk memberikan pelayanan yang terbaik demi terciptanya keadilan dan kedamaian di lingkungan sekitar.