Noepesu TTU NSMTV | Satgas Yonkav 6/Naga Karimata melaksanakan acara simbolis peletakan batu pertama untuk membangun kembali jembatan gantung di perbatasan RI-RDTL yang saat ini kondisinya rusak berat akibat badai seroja tahun 2021 lalu. Acara peletakan batu pertama ini dilaksanakan oleh Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonkav 6/Naga Karimata Letkol Kav Ronald Tampubolon, S.H., M.Han., bersama Perwira Staf Mako Satgas dan dihadiri oleh Bapak Camat Miomaffo Barat dan Bapak Camat Tobu yang didampingi oleh dua kepala desa, yaitu Kades Noefesu Bapak Yoseph Mamo dan Kades Bonle’u Bapak Yumedin Fobia.
Jembatan yang dibangun pada tahun 2020 ini akan dibangun ulang dan diberi nama Jembatan Naga Karimata yang diambil dari nama satuan yang sedang bertugas saat ini di sektor Barat yaitu Batalyon Kavaleri 6/Naga Karimata dari Kota Medan, Sumatera Utara. Naga Karimata adalah salah satu binatang yang melindungi Putri Hijau dalam cerita rakyat Kesultanan Deli. Keberhasilan Naga Karimata melindungi Putri Hijau juga menjadi simbol jembatan gantung yang akan menjadi pelindung bagi warga kedua desa dalam menyebrangi sungai kaki Gunung Mutis.
Acara yang berlangsung sederhana ini diawali dengan doa oleh Romo Paroki Eban, Romo Ignasius Kabosu, Pr. dilanjutkan dengan peletakan batu pertama oleh Dansatgas. Acara dilanjutkan dengan beberapa sambutan dari Dansatgas, sambutan kedua camat, dan diakhiri dengan komitmen bersama untuk nantinya bahu-membahu membangun jembatan bersama tim teknis yang didatangkan dari Vertical Limit Indonesia (VRI) Bandung.
Letkol Kav Ronald Tampubolon, S.H., M.Han., dalam sambutannya menyampaikan bahwa jembatan gantung Naga Karimata akan menjadi jembatan ikonik penghubung 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan) dan TTU (Timor Tengah Utara). Jembatan Naga Karimata yang akan dibangun ini diharapkan, selain membantu akses masyarakat melintasi sungai, juga akan menjadi objek wisata baru bagi kedua Kabupaten. Di akhir sambutan, disampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, baik dari pemerintah kecamatan, desa, maupun warga kedua desa.